FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI USIA 0-6 BULAN

Abstract

Makanan tambahan atau makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan yang diberikan kepada bayi disamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya. MP-ASI diberikan mulai umur 6-24 bulan, dan merupakan makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga, pengenalan dan pemberian MP-ASI harus dilakukan secara bertahap baik bentuk maupun jumlah. Menurut Kementerian Kesehatan pemberian ASI eksklusif di Indonesia hanya 35% sedangkan lainnya lebih memilih makanan tambahan sebagai pengganti ASI. Faktor yang mempengaruhi rendahnya jumlah ibu yang memberikan ASI Eksklusif antara lain pengetahuan, pendidikan dan budaya. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam memberikan makanan tambahan pada bayi usia 0-6 bulan di Gampong Kampung Baru Banda Aceh. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional dengan jumlah sampel 58 orang ibu yang memiliki bayi usia 0–6 bulan yang diambil dengan teknik total sampling. Penelitian dilakukan pada tanggal 16 Juni s/d 16 Juli 2025. Hasil analisa univariat menunjukkan faktor pengetahuan ibu pada kategori baik (68,0%), faktor pendidikan ibu pada kategori dasar (46,6%), dan faktor budaya pada kategori baik (55,2%). Hasil analisa bivariate menunjukkan bahwa ada hubungan antara faktor pengetahuan ibu dengan pemberian makanan tambahan dengan nilai (p value = 0,000), ada hubungan antara faktor pendidikan ibu dengan pemberian makanan tambahan dengan nilai (p value = 0,015), dan tidak ada hubungan antara faktor budaya ibu dengan pemberian makanan tambahan dengan nilai (p value = 1,000). Diharapkan kepada ibu yang mempunyai anak usia 0-6 bulan agar dapat mempertahankan keikutsertaan dalam program Puskesmas serta bagi Puskesmas agar dapat meningkatkan program komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) khususnya tentang makanan pendamping ASI pada ibu-ibu hamil maupun ibu yang mempunyai bayi umur 0-6 bulan dan perlu adanya program pemberian makanan pendamping ASI secara tepat sesuai dengan kebutuhan balita.